
Tawuran pelajar di kawasan Cempaka Putih, Jakarta (Antara/Fanny Octavianus)
Banten.
Salah satu penyebab tawuran antar pelajar yang memakan korban jiwa
adalah karena kurang kesadaran hidup bersama. Padahal, para pendiri
bangsa ini telah meletakan dasar kehidupan berbangsa dan bernegara
melalui Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Begitulah dinamika pendapat yang berkembang dalam
seminar "Empat Pilar Kebangsaan ; Internalisasi Empat Pilar Melalui
Pendidikan", di Sekolah Menengah Kejuruan 1, Ciputat, Tangerang Selatan,
Provinsi Banten, Ahad kemarin. “Dengan internalisasi empat pilar itu
akan bisa meredam tawuran antar pelajar yang akhir-akhir ini sering
terjadi," kata Faozan Amar, Direktur Eksekutif Al Wasath Intitute.
Acara besutan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia dari Fraksi PDI Perjuangan dan Al Wasath Institute
itu dihadiri ratusan guru yang mengampu mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan, pendidikan agama, serta aktivis Organisasi Intra
Sekolah tingkat SLTA di wilayah Provinsi Banten. Menurut Faozan,
internalisasi empat pilar kebangsaan dalam lembaga pendidikan harus
dilakukan lewat belajar-mengajar.
Setelah itu, mempraktekan pengamalan empat pilar
kebangsaan di lingkungan sekolah seperti dalam proses pengambilan
keputusan dengan musyawarah untuk mufakat dan semangat gotong royong.
Kegiatan rutinitas di lingkungan sekolah juga harus mengajarkan
kedisiplinan, cinta tanah air, wawasan kebangsaan, sportivitas,
kebersamaan, dan saling menghargai. “Seminar ini memberi wawasan dan
pencerahan kepada kami selaku guru”, ujar Mushinif, seorang guru agama
yang menjadi peserta.
Namun dalam prakteknya, empat pilar kebangsaan itu
tak seindah dengan teorinya. Karena itulah, sosialisasi ke lapisan
masyarakat menjadi penting. Apa yang eksis dalam seminar itu tak lain
sebagai bentuk sosialisasi juga. "Sosialisasi lewat seminar itu penting
buat kami dan biar pada paham. Sehingga belajar kami jadi rajin dan
pelajar tidak pada tawuran," tutur Wienda Heriana, pegiat organisasi
intra sekolah asal SMA Triguna Utama, Tangerang. "Seminar ini sangat
bermanfaat bagi kami selaku pengelola lembaga pendidikan guna menyiapkan
generasi penerus bangsa”, Adi Suryadi, Kepala SMK Muhammadiyah 1
Tangerang, menegaskan.
Pembicara kunci lainnya, Irvansyah mengungkapkan
bahwa dengan internalisasi di lembaga pendidikan, maka pengenalan dan
pemahaman empat pilar itu menjadi efektif dan implementatif dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di lingkungan sekolah.
"Sosialisasi empat pilar itu kepada seluruh lapisan masyakat akan
terus dilakukan agar tercipta kesepahaman bersama dalam membangun
kehidupan berbangsa dan bernegara," kata anggota Komisi VII Dewan
Perwakilan Rakyat itu.
sumber: gatra new
0 komentar:
Posting Komentar